Dalam perjalanan pulang dari kantor, aku tersenyum sendiri melihat tulisan besar pada sapanduk yang di pasang di bundaran UNTAN, "NYONTRENG MATI EMAK, NGGA' NYONTRENG MATI BAPAK". Tulisan selanjutnya ngga sempat dilihat oleh mata minusku ini, karena aku harus konsentrasi menghindari seorang Ibu yang tiba-tiba ngerem mendadak di depanku.
Sepanjang perjalanan aku sibuk sendiri memikirkan makna dari kalimat yang aku baca tadi. Tapi aku belum berani mengambil kesimpulan, sebab belum semua tulisan itu aku baca. Takut penfsiranku jadi salah. Berhubung besok Nyontreng, ada baiknya selepas menyampaikan aspirasi politikku itu aku cabut ke bundaran untuk melihat kelanjutan dari tulisan tadi.
Sesampai di rumah, sambil melepas sepatu dan beristirahat sejenak, kusampaikan temuanku tadi pada istriku tercinta. Mau tau apa tanggapannya ?
"Udah Bang, Negara udah ada yang ngurus. Sekarang ganti baju lalu ke toko koh Apin, ngebon minyak tanah 5 liter .... "
#$%@&&**&#*)#+_(!& ......
Sesampai di rumah, sambil melepas sepatu dan beristirahat sejenak, kusampaikan temuanku tadi pada istriku tercinta. Mau tau apa tanggapannya ?
"Udah Bang, Negara udah ada yang ngurus. Sekarang ganti baju lalu ke toko koh Apin, ngebon minyak tanah 5 liter .... "
#$%@&&**&#*)#+_(!& ......